Lombok Barat – Meningkatnya kasus positif corona di Kabupaten Lombok Barat membuat kurangnya petugas medis yang akan bertugas untuk merawat pasien di ruang isolasi.

Hal tersebut membuat Pemerintah Kabupaten Lombok Barat harus putar otak, terlebih karena mahalnya biaya perawatan pasien corona, juga karena fasilitas kesehatan yang kurang memadai jika terus menerus dibarengi dengan peningkatan kasus positif.

Menanggapi kurangnya tenaga medis, Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid pada Kamis 7 Mei kemarin telah membuka pendaftaran perekrutan relawan medis yang akan ditugaskan untuk merawat pasien corona di ruang isolasi RSUD Tripat Lobar.

Terkait insentif untuk tenaga medis yang akan direkrut tersebut, H Fauzan Khalid menyebutkan Insentif untuk Dokter Spesialis sebesar Rp. 15 Juta, Dokter Umum Rp. 10 Juta, dan Perawat Rp. 5 Juta.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada petugas medis yang memasukkan pendaftaran sebagai relawan walaupun telah diiming-imingi dengan insentif yang cukup tinggi setiap bulannya.

Berdasarkan prediksi, untuk kasus positif corona di Kabupaten Lombok Barat bisa mencapai angka 450 pasien sehingga akan sangat menyulitkan pihak pemerintah untuk menyiapkan fasilitas kesehatan serta penambahan tenaga medis.

Hal tersebut dikeluhkan oleh Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Kabupaten Lombok Lombok Barat, H Ahmad Taufiq Fatoni. Menurutnya, jika penyebaran covid-19 tidak bisa dikendalikan maka dikhawatirkan angkanya akan semakin bertambah.

Ia menyebutkan, kapasitas RSUD Tripat untuk pasien corona hanya 12 tempat tidur namun akan ditambah lagi 2 kali lipatnya sehingga akan berjumlah 25 tempat tidur.

Untuk menanggulangi melonjaknya jumlah pasien positif corona dalam waktu dekat ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, H Lalu Gita (7/5/2020) menyebutkan bahwa Pemprov akan menyiagakan Asrama Haji sebagai rumah sakit darurat. Nantinya Asrama Haji bisa menampung 164 Tidur didalam 82 kamar yang akan disiagakan. (red/LM)