Lensamandalika.com – Pembangunan Rumah Sakit (RS) Mandalika di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut-Lombok Tengah telah rampung sejak beberapa bulan lalu. Pembangunan RS tersebut nantinya akan menjadi fasilitas kesehatan penunjang balapan Moto GP di sirkuit Mandalika yang direncanakan akan digelar pada 2022 mendatang.

Selain untuk penunjang MotoGP, RS Mandalika nantinya juga akan melayani masyarakat umum dan wisatawan yang akan berobat. Dengan demikian, masyarakat dan juga wisatawan nantinya bisa lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih memadai.

Alih-alih bisa segera melayani warga yang hendak berobat, beberapa bulan setelah dinyatakan rampung, bangunan RS Mandalika malah tampak tak terurus. Kayu dan sampah sisa-sisa proyek masih berserakan belum dibersihkan. Fasilitas penunjang seperti taman dan lahan parkir juga belum dibereskan.

Selain itu, Pemerintah daerah Provinsi NTB melalui dinas terkait belum melakukan perekrutan tenaga kesehatan dan tenaga kerja lainnya sebagai penunjang beroperasinya RS Mandalika. Perekrutan tenaga kerja tentu harus segera dilakukan, agar nanti setelah dibuka, bisa langsung memberikan pelayanan prima.

Dikonfirmasi terkait hal tersebut melalui pesan langsung halaman facebook resminya, pengelola RS Mandalika menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada perekrutan tenaga kerja baik Nakes dan yang lainnya.

“Untuk kedepan tentu harus kami lakukan dan akan kami sampaikan melalui media resmi RS Mandalika,” balas akan tersebut.

Ketua komisariat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kecamatan Pujut, Sufrianto menekankan bahwa perekrutan Nakes dan tenaga kerja lainnya untuk RS Mandalika harus memberi prioritas kepada Putra Daerah setempat.

“Kami harap informasi yang diberikan pengelola RS itu tepat, jangan sampai perekrutannya kucing-kucingan, sembunyi-sembunyi sehingga lebih banyak porsi orang luar yang jadi tenaga kerja,” tegasnya.

“Jika sampai tidak memberikan prioritas untuk putra daerah dan perekrutannya tidak transparan, kami akan persiapkan langkah selanjutnya untuk aksi dan hearing langsung kepada dinas terkait,” imbuhnya.

Ketidakjelasan mengenai proses perekrutan itu, lanjut Antok sapaan akrabnya, harus dituntaskan oleh para pemangku kebijakan agar RS Mandalika bisa segera melaksanakan fungsinya sebagai pelayan kesehatan masyarakat, terlebih para wisatawan.

“Desa-desa penunjang di lingkar KEK Mandalika memiliki SDM yang mumpuni, jangan sampai tidak dimanfaatkan dan hanya dibiarkan jadi penonton. Tidak elok kalau orang luar yang dipekerjakan, sementara warga sendiri yang kompeten tidak diakomodir,” pungkasnya. (red/LM)