Lensamandalika.com – Khitan (sunat) atau dalam istilah medisnya disebut sirkumsisi adalah prosedur memotong atau membuang kulit prepusium penis (kulup), yaitu kulit yang menutupi kepala penis. Bagi umat islam, sunat adalah suatu kewajiban.

Di Indonesia, sunat umumnya dilakukan ketika anak menginjak usia antara 7-12 tahun. Namun, dari sisi medis lebih menganjurkan untuk melakukan sunat sedini mungkin, atau ketika anak memasuki usia 0-6 bulan (bayi).

Dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaqiqah Hasan dan Husain serta mengkhitan mereka berdua pada hari ketujuh (setelah kelahiran).” (HR. Ath Thabrani dalam Ash Shogir)

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini sunat dilakukan tidak hanya karena alasan agama, tetapi juga karena alasan kesehatan. Metode sunat yang digunakan merupakan metode sunat modern.

“Menyunat bayi lebih mudah dibandingkan ketika anak sudah berumur diatas dua tahun. Mereka belum mengenal rasa takut, sehingga tidak akan menolak untuk disunat,” ungkap Praktisi Sunathrone Klamp Lalu Joni Farmarontika, S.Kep, Ns kepada Lensa Mandalika, Rabu (30/6).

Selain itu menurutnya, di usia bayi 0-6 bulan tidak terjadi trauma pisiskis seperti meberontak, menangis berlebihan, dan masih belum mengenal khitan atau di sunat.

“Di usia bayi juga proses penyembuhannya jauh lebih cepat di bandingkan dengan usia anak-anak,” jelasnya.

Metode Sunat Modern

Rumah Sunat Al Farabi telah melakukan berbagai inovasi untuk memberikan layanan sunat yang modern dan inovatif. Salah satunya adalah menggunakan metode sunathrone klamp (khitan klamp) yang memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan sunat konvensional.

“Sunat dengan metode sunathrone klamp dilakukan tanpa jarum suntik, tanpa di jahit, tanpa di perban, tidak ribet, tidak ada pantangan, bisa lngsung pakai celana/popok (pampers), bisa langsung mandi, bisa langsung bermain, sekolah dan juga beribadah,” jelasnya.

“Bahkan untuk orang dewasa yang mau disunat, muallaf misalnya, habis disunat bisa langsung akad nikah,” imbuhnya dibumbui tawa.

Tidak ada pantangan menurut Lalu Joni, yaitu anak yang baru selesai disunat boleh makan makanan apa saja, tidak seperti teori kebanyakan masyarakat pedesaan yang ketika anaknya selesai disunat tidak boleh makan telur, makan ikan dan sebagainya.

“Padahal telur dan ikan adalah nutrisi yang baik untuk membantu penyembuhan luka,” terangnya.

Keunggulan lainnya menurut Lalu Joni yang juga perawat di RS dr R Soedjono-Selong itu, Sunat menggunakan metode modern minim resiko perdarahan, prosedur lebih cepat dan tepat, praktis, akan lebih aman dan nyaman, anak senang dan orangtua pun tenang.

“Serta dengan berkhitan di Rumah Sunat Al Farabi, orang tua ikut serta berwakaf IQRO / Al-QUR’AN dan berdonasi,” lanjutnya.

Sunat Tanpa Suntik

Hampir semua anak, takut atau bahkan fobia dengan jarum suntik. Oleh sebab itu, Rumah Sunat Al-Farabi, menawarkan metode sunat tanpa jarum suntik. Sebagai penggantinya, digunakanlah teknologi sunat tanpa suntik.

“Sistem injeksi tanpa jarum suntik, injektornya berbentuk pompa yang dapat menghantarkan obat menembus epidermis (kulit). Pengoperasiannya menggunakan sistem pegas,” tuturnya.

Metode Klamp

Metode khitan modern dengan Sunathrone klamp merupakan salah satu metode karya anak bangsa. Pencetus metode ini adalah seorang dokter kelahiran Pekanbaru, Riau yaitu Dokter Andi Brilian Tanwir.

Alat Klamp yang digunakan pada Metode Sunathrone Klamp. Berfungsi untuk melindungi alat kelamin anak setelah dikhitan sehingga tidak perlu menggunakan perban karena tidak terjadi perdarahan

“Beliau merancang Sunathrone sejak tahun 2002-2004, dimana saat itu diawali dengan Sunathone Rope yang selanjutnya di kembangkan menjadi Sunathrone Klamp. Dan pada tahun 2007-2009 metode ini berkolaborasi dengan badan kesehatan dunia (WHO) dalam pencegahan HIV/AIDS di benua Afrika dan mendapatkan Jurnal serta Rekomendasi dari WHO dengan berbagai kelebihan yang dimiliki,” bebernya.

Program-program Rumah sunat Al-Farabi

Lalu Joni bersama seorang rekannya, Lalu M Ali pada 21 Juli 2021 mendatang akan melakukan Grand Opening Rumah Sunat Al-Farabi (RSA) yang bertempat di Pertokoan BTN Griya Pesona Madani Denggen, Kelurahan Denggen Kecamatan Selong Kab. Lombok Timur (Lotim).

Melalui RSA, keduanya mempunya misi untuk mewujudkan generasi pecinta Al-Qur’an. Hal tersebut karena setiap anak yang di khitan, akan di berikan satu buah buku IQRA/AL-QUR’AN

“Program kami juga ada namanya Khitan asyik, yaitu setiap anak yang dikhitan mendapat tiga tiket gratis di waterpark Kali Palung yang berlokasi di Suwangi Timur, Sakra, Lotim,” paparnya.

Selain itu, RSA yang didirikannya itu memiliki program Khitan peduli yakni memberikan sunat atau khitan gratis pada anak yatim atau kurang mampu setiap hari jumat.

“Terakhir, kami ada program Sulaf alias sunat Mu’allaf. Kami memberikan sunat gratis kepada para mu’allaf,” pungkasnya.

Bagi sahabat yang menginginkan buah hatinya untuk disunat dengan metode Sunahtrone Klamp, selain bisa mendatangi langsung lokasi praktik sunathrone di RSA, juga bisa melakukan sunat si buah hati di kediaman masing-masing. Tinggal hubungi via whatsapp, dijadwalkan, dan menunggu hari H. (red/LM-Dwr)