Suku Sasak yang merupakan penduduk mayoritas pulau Lombok memang terkenal akan kekayaan tradisi, adat dan budaya peninggalan leluhur yang masih kental dan dijaga kelestariannya hingga kini. Begitu juga halnya dengan alat musik tradisional yang konon sangat erat kaitannya dengan kesenian pada zaman kerajaan di pulau Lombok tempo dulu.
Salah satu dari sekian jenis alat musik itu ialah gong oncer yang diyakini sudah ada dan digunakan oleh masyarakat bangsa sasak sebelum zaman kolonial Belanda di Nusantara.
Karena keberadaanya yang sudah cukup langka, untuk dapat melihat dan menyaksikan permainan alat musik ini tidaklah mudah karena sudah tidak banyak lagi yang memainkannya. Mengingat sejarah dari alat musik ini yang begitu lama dan telah dibuat lebih dari seratus tahun.
Setelah melakukan penelusuran dan bertanya pada sesepuh di bagian selatan, akhirnya tim lensamandalika.com menemukan gong oncer ini di dusun Mongge Desa Sukadana Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Berdasarkan penuturan warga sekitar, peralatan music tersebut tidak diketahui persis tahun berapa dimiliki oleh leluhur masyarakat setempat. Namun yang pasti, gong oncer tersebut sudah ada dan pernah dimainkan sejak kedatangan Raja Anak Agung dari Pulau Bali. Tepatnya jauh sebelum Indonesia merdeka pada 17 agustus 1945. Dulunya, alat musik oncer ini dibeli oleh tokoh adat di Dusun Mongge di kampung Punikan Kabupaten Lombok barat saat ini.
Kebetulan saat kedatangan kami di Desa Sukadana, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah (13/3/2020), Gong Oncer tersebut tengah dimainkan pada sebuah acara di Kantor Desa Sukadana oleh para pemainnya atau yang disebut dengan Sekahe.
Layaknya peralatan musik tradisional lainnya, gong oncer terdiri dari beberapa komponen alat berupa dua unit gendang, dua unit oncer, delapan unit reong, satu unit gong besar dan enam unit gamelan.
Baca di halaman selanjutnya