Lensamandalika.com – Entah apa yang membuat AW pria asal Keruak, Kabupaten Lombok Timur mengakhiri hidupnya dengan cara sadis. Pria berusia 22 tahun itu ditemukan tewas tergantung dengan posisi leher terjerat tali di kediamannya di perumahan Sudak Palace III Desa Terong Tawah Kecamatan Labuapi, kemarin (10/1).

Jenazah korban yang mesih tergantung itu ditemukan pertama kali oleh sang istri sekitar pukul 06.30 Wita. Sontak teriakan dan permintaan tolong membuat heboh warga perumahan itu. Berdasarkan informasi yang diperoleh, korban baru menempati perumahan itu Agustus 2021 lalu bersama sang istri.

Memang malam sebelumnya korban dan sang istri inisial DH terdengar sedang bertengkar. Sehingga sang istri pulang ke kediaman orang tuanya di Monjok Kota Mataram.

Kapolsek Labuapi, Iptu Agus PW yang dikonfirmasi terkait kabar itu pun membenarkan. Dari keterangan warga sekitar ada indikasi cek-cok rumah tangga sebelum korban ditemukan nekat mengakhiri hidupnya. Bahkan, beberapa teman korban yang dimintai keterangan pun membenarkan hal itu.

“Dari keterangan rekannya, korban sudah menyampaikan keinginan untuk bunuh diri sejak empat hari lalu,” ungkapnya dikutip dari radarmandalika, Selasa (11/1/2022).

Dugaan itu semakin kuat dengan ditemukan secarik surat wasiat yang ditinggalkan korban tepat posisinya berada di bawah jenazah. Isi surat itupun permintaan maaf korban kepada istrinya.

“Korban menulis surat wasiat di atas kertas kardus berisi permintaan maaf ke istrinya. Bahwa apa yang disampaikan istrinya saat bertengkar itu tidak benar,” tuturnya.

Menurutnya dari keterangan mertua korban, malam sebelum kejadian, istri korban pulang ke rumahnya di Mataram. Namun, sempat balik lagi ke rumahnya karena mengingat jemuran yang belum diangkat.

“Sekitar jam 00.00 Wita, istri korban balik lagi ke rumah orang tuanya di Monjok,” jelas dia.

Namun paginya istri korban kembali ke rumahnya dan histeris menemukan sang suami yang tergantung. Serta menemukan surat tepat wasiat yang ditulis korban. Hal itu membuat sang istri berteriak meminta pertolongan warga sekitar. Polisi yang menerima laporan sudah mengamankan dan mengevakuasi jenazah korban, serta melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama tim identifikasi dari Polres Lobar, serta dokter dari Puskesmas Perampuan. Sehingga makin memperkuat dugaan awal meninggalnya AWP karena gantung diri.

“Tanda-tanda bunuh diri sebagian ditemukan oleh tim medis. Kemudian juga ada surat wasiat yang ditulis oleh korban itu,” imbuhnya.

Surat wasiat itu masih diamankan oleh tim penyidik untuk pengembangan penyelidikan kasus lebih lanjut. Jenazah korban pun langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Terpisah, penjaga perumahan, Irah mengaku sering melihat korban dan istrinya di rumah itu. Korban bersama istrinya menempati rumahnya sejak Agustus 2021 lalu. Dari yang ia ketahui, korban berprofesi sebagai sopir angkutan barang. Di mana saat ini, istrinya pun diketahui tengah mengandung.

Namun, Irah memastikan bahwa lingkungan perumahan tempat tinggal korban terbilang aman dari perbuatan kriminal. Sehingga ia menepis bila ada indikasi kejahatan dalam kasus tersebut.

“Perumahan Insya Allah aman, sebelumnya juga ndak pernah ada tindakan kriminal selama saya jaga di sini dan aman-aman saja,” pungkasnya. (red/lm)