Pemerintah Lombok Barat (Lobar) hanya memiliki 2,09 ton beras yang masih tersisa di gudang Lendang Jae Desa Lembar Kecamatan Lembar. Beras tersebut merupakan stok sisa tahun lalu, namun hanya terdapat sekitar 1,509 ton beras yang layak konsumsi. Sedangkan sisanya sekitar 500 kilogram atau setengah ton dalam keadaan rusak (tidak bisa dikonsumsi).
Dikutip dari suara NTB, Kepala Dinas ketahanan Pangan (DKP) Lobar, H. Rachman Sahnan Putra mengatakan bahwa Sisa stok tahun lalu yakni 2 ton 9 kilogram. Dikurangi dengan yang rusak sehingga total ada 1,5 ton 9 Kilogram.
Baca Juga: Kebut Proyek Bandara, Galian C AP 1 di Jalan Tanak Awu – Tumpak Bahayakan Pengendara
“untuk Tahun 2020 akan ada pengadaan sejumlah 13 ton dan sudah dipesan. kita bisa suplai kalau ada terjadi sesuatu seperti dampak corona” jelasnya saat sidak ke gudang di Lembar, Jumat, 20 Maret 2020.
Dengan perhitungan kebutuhan beras perkapita perhari yakni 148 gram dengan jumlah penduduk 700 ribu, maka Stok beras di Lobar dikatakan aman jika terdapat stok 37,3 ton per tahunnya. Hal ini mengacu pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004.
Baca Juga: Kementerian PUPR Alokaskan 31.3 Miliar untuk TPA Pengengat dan SPAM 3 Gili
Kepala Dinas ketahanan Pangan (DKP) Lobar menerangkan bahwa Kemampuan cadangan beras dari APBD sebesar 13 ton, ditambah dengan jatah dari pusat (APBN), dengan sebanyak 100 ton per tahun di Dinas Sosial, sehingga total beras yang tersedia tahun ini mencapai 115 ton. Sehingga apapun yang terjadi akibat emergency Corona ini, Lobar aman dari sisi stok pangan. (RAW)