Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan himbauan untuk mencegah meluasnya penularan Virus Corona salah satunya dengan jaga jarak atau social distancing. Arahan tersebut langsung dilanjutkan oleh kepala daerah dengan mengeluarkan berbagai himbauan termasuk melarang berkumpul pada keramaian.
Senada dengan hal tersebut, pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) juga mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan Segenap Komponen Masyarakat NTB dalam Penanganan Penyebaran Covid-19 pada Minggu (22/3/2020).
Baca Juga: Hasil SKD CPNS 2020 Provinsi NTB, Cek Pengumumannya Disini
Salah satu poin dari surat edaran tersebut adalah untuk tidak mengadakan Ibadah Sosial Keagamaan , pagelaran adat dan budaya yang dapat menghadirkan berkumpulnya masa/umat dalam jumlah banyak baik ditempat ibadah, ditempat umum, maupun di lingkungan sendiri.
Kendati surat edaran tersebut ditandatangani oleh Gubernur NTB Sendiri, Namun dia tetap menghadiri undangan dari pemuka-pemuka Agama Hindu kemarin (22/3/2020) di Mataram.
“Bukan bermaksud menyalahi aturan social distancing atau menganjurkan jauh dari kerumunan, Tapi bertemu dgn pemuka-pemuka agama Hindu pagi ini sangat penting utk mensosialisasikan penyebaran virus corona,” tulisnya melalui laman instagram bercentang biru @zulkieflimansyah.
Baca Juga: Opini: Egoisme dalam Beragama
Lebih lanjut, Gubernur NTB menyatakan bahwa perlu kehati-hatian dalam menyampaikan pesan kepada para Pemuka Agama kita agar jangan salah persepsi apalagi kalau di maknai sebagai melarang kegiatan keagamaan.
“Kalau para pemuka agama paham dan mengerti maka mereka akan lebih mudah dan lebih meyakinkan para pemeluk agama untuk hati-hati dan waspada akan penyebaran virus coronna di sekitar kita,”lanjutnya.
Berikut lebih lengkap tulisan Gubernur NTB melalui laman Instagram pribadinya @zulkieflimansyah.
Bukan bermaksud menyalahi aturan social distancing atau menganjurkan jauh dari kerumunan.
Tapi bertemu dgn pemuka2 agama Hindu pagi ini sangat penting
utk mensosialisasikan penyebaran virus coronna.
Perlu kehati2an dalam menyampaikan pesan kepada para Pemuka Agama kita
agar jgn salah persepsi apalagi kalau di maknai sebagai melarang kegiatan keagamaan.
Kalau para pemuka agama paham dan mengerti maka
mereka akan lebih mudah dan lebih meyakinkan para pemeluk
agama utk hati2 dan waspada akan penyebaran virus coronna di sekitar kita.
Sambil pada saat yg bersamaan Para pemuka agama bisa membantu meyakinkan kita semua bahwa kejernihan dan penyikapan tanpa ketakutan penting
utk kesinambungan kehidupan kita bersama.
Waspada dan hati2 harus, tapi tak harus kita hidup dalam kecemasan dan ketakutan..
(red/_dwr)