Satelit Nusantara Dua yang meluncur Kamis malam (9/4), dari China, gagal mencapai orbit karena kegagalan roket yang membawanya ke angkasa. Satelit ini dimiliki oleh PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS), yang merupakan perusahaan patungan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Indosat Ooredoo, dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (PNS).
Satelit Nusantara Dua dibawa oleh Roket Long March 3B. Diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang (Xichang Satellite Launch Center/XSLC) di Provinsi Xichang, China, pada Kamis (9/4) pukul 19.45 WIB.
Roket Long March 3B inilah yang gagal membawa Satelit Nusantara Dua ke orbit. Ia gagal selama peluncuran tingkat ketiga di angkasa. Dengan demikian, satelitnya hancur dan puing-puingnya telah jatuh.
Presiden Direktur PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS), Johanes Indri Trijatmodjo, mengakui bahwa proses lift off roket sempat berjalan dengan baik. Tetapi kemudian terjadi anomali ketika memasuki tahap pelepasan roket tingkat tiga, sehingga satelit tidak bisa mencapai orbit yang ditetapkan.
Dia menekankan Satelit Nusantara Dua telah dilindungi oleh asuransi sehingga satelit penggantinya akan dibuat dan diluncurkan dalam beberapa tahun mendatang.
“Nusantara Dua telah dilindungi oleh asuransi yang sepenuhnya memberikan perlindungan atas risiko peluncuran dan operasional satelit,” kata Johanes dalam pernyataan resmi dikutip dari kumparan.
Satelit Nusantara Dua, yang memakai kode Palapa-N1 itu, seharusnya mengorbit di 113 Bujur Timur (BT), didesain untuk menggantikan Satelit Palapa D yang dioperasikan Indosat sejak 2009.
Ia dijadwalkan beroperasi pada Juni 2020 untuk melayani kebutuhan internet broadband dan layanan broadcasting berkualitas tinggi di Indonesia.
Perusahaan patungan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) dibentuk sejak 2017 untuk menandatangani pembelian satelit Nusantara Dua.
Baca juga artikel lainnya:
- Diduga Pengedar Sabu, Dua Warga Pujut Ditangkap Polres Lombok Tengah
- Beredar Surat Prabowo Dukung Zul-Uhel, Gerindra NTB: Hoax, Dukungan hanya ke Iqbal-Dinda!
- Bawaslu Lombok Tengah Atensi Dugaan Politik Uang di Pujut, Praya-Praya Barat
- Fenomena Pilkada NTB 2024, Dua Tuan Guru tidak Dukung saudara Kandungnya
- Dukungan ke Jokowi-Ganjar saat Pilpres tak tuai hasil maksimal, TGB Effect Dinilai kurang Signifikan dongkrak suara