Virus corona SARS CoV-2 diyakini mulanya menyebar dari pasar hewan liar Huanan di Wuhan, China. Sejumlah peneliti mengungkapkan bahwa virus itu kemungkinan berasal dari hewan dan menginfeksi manusia hingga menyebar di seluruh dunia.
Hingga berita ini tayang, penyakit COVID-19 yang disebabkan virus tersebut telah menginfeksi lebih dari 2 juta orang dan mengakibatkan lebih dari 120 ribu kematian di seluruh dunia. Meski demikian, para peneliti masih berupaya menjawab sejumlah pertanyaan besar terkait asal muasal penyebaran COVID-19 yang belum terungkap. Salah satunya tentang spesies hewan apa yang pertama kali menularkan virus tersebut ke manusia.
Dilansir The Guardian, para peneliti berupaya keras menjawab pertanyaan tersebut, sebab mengetahui asal muasal virus penyebab pandemi merupakan kunci untuk mencegah pandemi lain di masa mendatang. Dua hewan yang dicurigai menularkan virus corona SARS CoV-2 ke manusia adalah kelelawar dan trenggiling.
Menurut Profesor Stephen Turner, kepala departemen mikrobiologi Melbourne Monash University, virus corona SARS CoV-2 kemungkinan besar memang berasal dari kelelawar. Tapi apakah hewan itu yang menularkan virus ke manusia masih jadi tanda tanya besar.
“Saya pikir hipotesis terkait penularan virus ini berasal dari hewan ke manusia belum konklusif,” ujarnya, seperti diberitakan The Guardian.
Ia mengatakan, virus corona memang merupakan jenis virus yang selama ini banyak beredar pada berbagai spesies hewan. Contoh terakhir, seekor harimau dilaporkan telah terinfeksi COVID-19 di Kebun Binatang Bronx, New York, AS.
“Penting untuk memahami seberapa banyak spesies yang dapat terinfeksi virus ini. Itu dapat membantu kita melacak dari mana virus ini berasal,” tambahnya.
Para peneliti mengungkapkan, virus corona SARS CoV-2 kemungkinan besar berasal dari kelelawar, namun virus ini lebih dulu menular ke hewan perantara sebelum menginfeksi manusia. Model penularan itu sama dengan virus SARS yang berasal dari kelelawar, tapi penularan virus tersebut ke manusia berasal dari musang sebagai perantara.
Salah satu hewan lain yang dicurigai menjadi perantara penularan virus ini ke manusia adalah trenggiling. Dilansir dari jurnal Nature, meski trenggiling tidak tercatat sebagai hewan yang dijualbelikan di pasar hewan liar di Wuhan, tapi tidak tertutup kemungkinan hewan ini diperdagangkan secara ilegal di pasar itu.
Menurut International Union for Conservation of Nature, trenggiling merupakan salah satu hewan yang diperdagangkan secara ilegal di seluruh dunia. Hewan ini diburu dan dihargai tinggi karena dagingnya dianggap memiliki manfaat kesehatan.
Meski demikian, menurut Turner, trenggiling belum terbukti secara pasti sebagai hewan perantara yang menularkan virus corona SARS CoV-2 ke manusia. Ia menyebut masih ada kemungkinan virus ini ditularkan hewan lain atau berevolusi di tubuh manusia.
Pendapat serupa dikemukakan Profesor Edward Holmes, ahli virologi University of Sydney yang meneliti asal muasal virus dengan menyelidiki urutan genom virus tersebut. Dalam penelitiannya yang telah dipublikasikan di jurnal Nature, Holmes menyatakan bahwa jenis hewan yang menjadi perantara penularan virus corona SARS CoV-2 ke manusia masih belum jelas.
Sebab berdasarkan studi yang dilakukan tim ilmuwan dari Institute of Pathogen Biology and Immunology, Hunan University, China, yang terbit di jurnal Science Direct, virus corona SARS-CoV-2 yang terdapat di tubuh trenggiling memang memiliki karakteristik virus yang dapat menginfeksi manusia. Namun ternyata, karakteristik serupa juga terdapat pada hewan lain seperti kucing, kerbau, sapi, kambing, domba, dan merpati.
Menurut Holmes, ada dua skenario tentang bagaimana virus ini menular ke manusia, Yang pertama, penularan virus berasal dari interaksi langsung antara hewan liar dengan manusia. Sementara dalam skenario kedua, ada kemungkinan virus tersebut lebih dulu masuk dan beradaptasi di tubuh manusia sebelum menular ke orang lain.
“Adaptasi virus ini di tubuh manusia memungkinkan virus tersebut menginfeksi kluster populasi yang cukup besar sebelum berhasil dideteksi,” kata Holmes.
Berdasarkan studi tim ilmuwan China yang diterbitkan di jurnal The Lancet, dari 41 kasus infeksi COVID-19 pertama di Wuhan, 27 kasus di antaranya berasal dari pasien yang pernah mengunjungi pasar hewan liar di Wuhan. Meski demikian, pasien pertama infeksi COVID-19 justru dilaporkan tidak mengunjungi pasar itu.
Sementara sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Medical Virology mengatakan bahwa trenggiling bukan hewan perantara yang menularkan COVID-19 ke manusia. Sebab, berdasarkan penelitian tersebut, virus yang terdapat pada trenggiling tidak mengandung asam amino yang cukup seperti jenis virus yang terdapat pada tubuh manusia.
Sementara Profesor Stanley Perlman, ahli imunologi University of Iowa mengatakan kemungkinan bahwa virus ini berasal dari pasar hewan liar Wuhan tidak dapat dikesampingkan. Sebab, materi genetik yang terdapat pada virus corona SARS CoV-2 sudah ditemukan di sekitar pasar tersebut.
Namun saat ini, para peneliti masih kesulitan melacak awal mula penyebaran virus dari pasar hewan liar Wuhan. Sebab, setelah penyakit COVID-19 menyebar di China, pasar tersebut langsung dibersihkan.
Menurut sejumlah peneliti, pasar hewan liar memang berpotensi menjadi tempat munculnya wabah penyakit baru, mengingat wabah SARS pada 2002 juga berasal dari pasar hewan liar. (red/Lensamandalika)