Mataram- Beberapa hari ini, Jagat Medsos NTB khususnya Kota Mataram dihebohkan dengan membludaknya pengunjung dibeberapa toko pakaian dan Mall di Mataram. Hal tersebut cukup mengkhawatirkan karena mengingat kota Mataram menjadi penyumbang penyebaran positif Covid-19 terbesar di NTB.
Melihat diskursus itu, Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Cabang Mataram, Arif Rahman mempertanyakan keseriusan Walikota Mataram dalam menangani Covid-19 yang juga menjabat sebagai ketua Tim Gugus Penanganan Co-Vid-19 itu.
“Polemik pembukaan toko pakaian dan Mall di Mataram namun disatu sisi tempat ibadah ditutup menjadi salah satu bukti ketidakseriusan dan ambiguitas Pemkot dalam hal ini Walikota dalam menangani Covid-19”, ungkap Arif.
“Saya khawatir justru akan muncul Klaster baru Toko dan Mall akibat dari kebijakan ambiguitas Walikota ini”, lanjutnya.
Arif menyarankan, Sebaiknya Walikota tegas, konsisten terhadap kebijakannya.
“Seyogyanya Walikota tegas dan mendengarkan desakan publik untuk menutup toko-toko pakaian, toko lainnya dan mall yang berpotensi mengundang massa, jangan sampai Walikota menyesal setelah ada kasus baru dari kebijakannya ini”, paparnya.
Selain itu, Kepala Bidang Kebijakan Publik KAMMI Mataram, Sugianto juga mengkritisi inkonsistensi dan tidak tegasnya Kebijakan Walikota menangani Covid-19
“Pemkot jangan tegas terhadap Tempat Ibadah saja dong, sementara toko pakaian dan mall-mall dibuka dan dilonggarkan. Inikan Omong kosong namanya”, desaknya. (Red/Letter A)