Lensamandalika.com – Desa Wisata Bonjeruk terletak di Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok tengah. Desa Bonjeruk merupakan desa tertua di wilayah Lombok Tengah yang berdiri tahun 1886. Namun keberadaannya konon sudah ada sejak tahun 1852.

Bila menjejakkan kaki di desa ini, Sahabat akan menemukan beberapa bangunan tua masih berdiri kokoh terlihat mencolok di antara rumah penduduk.

Salah satu yang menarik perhatian adalah gapura bertuliskan ‘Bondjeroek den 10 mei 1933’. Bangunan ini bernama Gedeng Beleq. Gapura ini sebagai gerbang menuju rumah bergaya art deco peninggalan Belanda.

Di era kolonial, tempat ini adalah pusat pemerintahan tingkat Distrik Jonggat. Tak heran jika Desa Wisata Bonjeruk memiliki daya pikat tersendiri bagi para wisatawan apalagi yang senang dengan wisata sejarah. Bangunan ikonik lainnya adalah Masjid Raden Nunu Unas yang dibangun tahun 1800-an.

Berkunjung ke Desa Wisata Bonjeruk, tidak lengkap jika tanpa mencicipi kuliner khas yang menggugah selera, yakni Ayam Merangkat Bonjeruk.

Namun sebelum menikmati kulinernya, Sahabat Lensa Mandalika bisa menghabiskan waktu 12 Jam di Bonjeruk dengan berbagai kegiatan menarik seperti tour keliling desa dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda.

Sahabat bisa memilih sendiri paket wisata yang telah disusun oleh kawan-kawan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Bonjeruk yang tentu akan menambah pengalaman berwisata.

Lensa Mandalika berkesempatan melakukan kunjungan ke Desa bersejarah ini pada Sabtu, 7 Januari 2023. Kunjungan tersebut dalam rangka sebuah program kerjasama bertajuk Sambang Desa bersama Maysarakat Sadar Wisata (Masata) Kabupaten Lombok Tengah.

Akses menuju Desa Bonjeruk terbilang cukup mudah, sahabat hanya perlu mengetik ‘Desa Wisata Bonjeruk‘ di ponsel pintar sahabat, maka seketika itu alamat Desa Wisata Bonjeruk akan ditemukan.

Tempat pertama yang Lensa Mandalika kunjungi di Desa Wisata Bonjeruk adalah Kantin 21. Disana, kami telah ditunggu oleh Mr. Usman yang merupakan Ketua Pokdarwis Bonjeruk Permai.

Mr.Usman lantas berceritera mengenai asal muasal dirinya bersama beberapa kawan membentuk Pokdarwis hingga akhirnya berhasil membuat Desa Bonjeruk sebagai Desa Wisata Mandiri selama kurang dari 5 tahun.

Obrolan inspiratif tersebut bisa sahabat saksikan di kanal youtube Lensa Mandalika berikut ini.

Kembali ke Ayam merangkat, terdapat beberapa lokasi di Desa Wisata Bonjeruk yang bisa dituju untuk menikmati kuliner khas ini. Ada warung makan Semilir, Pasar Bambu Bonjeruk, dan satu lagi di Kantin 21.

Diceritakan Mr. Usman, menu Ayam Merangkat ini diambil dari makanan yang disajikan ketika malam merangkat, yakni malam ketika laki-laki di Desa Bonjeruk berhasil membawa pulang pujaan hatinya untuk dinikahi. Warga Suku Sasak memang masih sangat melestarikan adat kawin lari atau yang disebut dengan Merarik.

Menu ayam merangkat disajikan dalam sebuah nampan yang berisi aneka macam masakan yang terdiri dari sebakul nasi, Ayam Panggang, Nila Bakar, Ayam Goreng asam garam, tahu tempe, Sayur bening kelor dan jagung.

Menu tersebut dilengkapi dengan dua jenis sambel yakni Sambel Matah dan Sambel merangkat. Aroma minyak kelapa sebagai campuran kedua sambel tersebut akan menambah selera makan sahabat. Oh ya, level kepedasan sambel tersebut bisa sahabat sesuaikan, biar bersahabat di mulut juga di perut, hehe.

Dikatakan Usman, ketika bekunjung ke Desa Wisata Bonjeruk beberapa waktu yang lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno juga disuguhi Ayam Merangkat Bonjeruk sebagai menu makan siang.

“Saking menikmatinya, Pak Menteri sampai nambah,” jelasnya.

Pada momen Sambang Desa di Desa Wisata Bonjeruk, Tim Lensa Mandalika juga berkesempatan menikmati kuliner andalan itu di Kantin 21. Ada yang berbeda jika sahabat menikmati Ayam Merangkat Bonjeruk di Kantin 21, terdapat tambahan item sayur dan lauk yakni Sayur pedis panas (asam pedas) dan sate kuncung yang terbuat dari olahan Pisang Biji, ayam dan kelapa parut.

Sungguh nikmat, makan malam dengan suasana pedesaan ditemani nyaringnya suara jangkrik di malam hari membuat begitu berbeda.

Satu porsi Ayam Merangkat Bonjeruk dikenakan harga 130 ribu rupiah saja. Tenang, sajian tersebut cukup untuk membuat kenyang 3-4 orang dewasa. Cukup ramah di kantong jika dibandingkan dengan sensasi yang di dapat, syahdu nan membuat candu.

Kantin 21 dan Pasar Bambu Bonjeruk buka setiap hari, menjadi pilihan yang patut dicoba untuk sahabat yang menginginkan sensasi makan yang berbeda, menyatu dengan alam yang membawa suasana sejuk nan asri menenteramkan jiwa. (red/lm)

Reservasi Paket Wisata Kuliner Bonjeruk di Kantin 21
Hubungi: Mr. Usman (+62 817-368-020)