Lensamandalika.com – Kematian S alias H (25 tahun) warga Dusun Sangkung, Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah masih menjadi misteri.

Korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di dalam kamar kosnya di Dusun Baturiti, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Kamis (21/3/2024) lalu.

Meski aparat kepolisian dari Polres Lombok Tengah berdasarkan hasil otopsi jenazah korban telah menyatakan bahwa korban meninggal akibat bunuh diri, pihak keluarga nampaknya belum bisa percaya begitu saja.

Penyebab kematian korban masih menjadi spekulasi terlebih di media sosial. Netizenpun berharap agar kasus ini segera terungkap dengan terang benderang.

Ketua Solidaritas Warga Inter Mandalika (SWIM) Lalu Alamin lantas angkat bicara mengenai hal tersebut. Dirinya meminta polisi memberi atensi ekstra terlebih kasus ini terjadi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

“Jangan malah membiarkan masyarakat saling serang, suuzon satu sama lain,” tegasnya.

Kepolisian melalui cyber crime division, kata Lalu Alamin juga harus aktif melihat dampak negatif dari postingan-postingan oknum yang menjustifikasi Mandalika sebagai destinasi tidak aman pasca kejadian tersebut.

“Salah satu akun yang mempublikasi Mandalika sebagai daerah tidak aman adalah akun Sasak tulen dan itu harusnya ditindak,” terangnya.

Dirinya berharap kepolisian di semua tingkatan, Bhabinkamtibmas, Polsek, hingga Polres melakukam upaya serius dan komprehensif serta tidak hanya berhenti pada hasil otopsi kemudian menyampaikan secara vulgar ke pihak keluarga dan masyarakat kalau itu bunuh diri.

“Apalagi sekarang pihak keluarga mempunyai asumsi sendiri setelah kabarnya perhiasan korban ikut lenyap,” bebernya.

Dirinya heran mengapa saat ini kemampuan Polres Lombok Tengah dalam mengelola sebuah kasus menjadi menurun. Padahal menurutnya, Polres Lombok Tengah memiliki kelengkapan personil yang luar biasa dan sudah terbukti ahli menyelesaikan kasus-kasus besar.

“Apakah karena mutasi-mutasi personil yang tidak berdasarkan profesionalitas dan tuntutan keahlian melainkan hanya berdasarkan bisikan-bisikan sesat pembisik diseputaran penentu kebijakan dalam hal ini Kapolres Lombok Tengah,” sesalnya penuh tanya.

Terakhir, pihaknya meminta agar Polres Lombok Tengah segera membuka komunikasi dengan semua elemen agar bisa dengan cepat mengungkap kasus kematian karyawan salah satu hotel di Mandalika itu.

“Kita tidak ingin mendikte atau apalagi mengintervensi kerja Polisi, yang kita inginkan adalah Polisi serius bekerja,” pungkasnya. (red/lm)