LensaMandalika – Suryadi Jaya Purnama salah satu legislator senior dari Provinsi Nusa Tenggara Barat mendapat banyak apresiasi dari kalangan masyarakat terkait kinerjanya selama menjadi Anggota DPR RI Dapil NTB Dua Pulau Lombok.
Lombok Timur Sebagai daerah kelahiran Wakil Rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, sosok Suryadi atau SJP sapaan akrabnya dikenal sebagai anggota dewan yang memiliki dedikasi tinggi dalam membangun berbagai infrastruktur penting di daerah tersebut.
Julukan itu disematkan salah satunya oleh Hanah selaku Kepala Desa Toya, Kecamatan Aik Mel, Kabupaten Lombok Timur. Hanah selaku Kepala Desa merasakan sejumlah dedikasi besar yang berhasil diwujudkan oleh SJP mulai dari pembangunan jembatan, pembuatan sistem irigasi yang bermanfaat bagi para petani, hingga perbaikan jalan melalui program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW).
“Sebagai desa yang luas wilayahnya mencapai lebih dari 1.110 Hektare dengan jumlah penduduk 8.850 Orang atau setara 2.780 KK pembangunan infrastruktur oleh SJP sangat bermanfaat, Jika ada satu julukan yang luar biasa bagi beliau adalah Bapak Pembangunan” ungkapnya saat diwawancarai Wartawan pada Selasa, (30/07/2024)
Hanah menambahkan terkait sebutan sebagai Bapak Pembangunan bukan hanya sebagai julukan belaka melainkan sudah sesuai dengan kualitas kinerja dan kesuksesan SJP dalam mengawal aspirasi dari konstituennya.
“Sudah sangat cocok disebut sebagai Bapak Pembangunan, tidak hanya soal kinerja dalam mengawal aspirasi dari konstituennya, salah satu ciri program dari SJP adalah kualitas/mutu program yang bagus dan tentu padat karya yaitu menyerap tenaga kerja dari masyarakat, yang paling monumental diantaranya adalah pembangunan Jembatan Kokok Tanggik yang menghubungkan Desa Toya dan Aik Prapa dikenal sebagai jembatan terpanjang se-Lombok Timur” jelasnya
Ia menceritakan perihal latar belakang usulan jembatan Kokok Tanggik itu kepada SJP karena keprihatinan pada masyarakat yang harus melewati jembatan petung (bambu-red) yang selain berbahaya juga setiap tahun harus diperbaiki sementara jika mengambil jalan biasa harus memutar dengan jarak tempuh hampir 30 menit.
“Masyarakat Toya dan Aik Prapa banyak yang berkeluarga, tapi akses penghubung diantara dua desa yang terpisah adalah jembatan dari Bambu yang tidak banyak orang berani lewat sedangkan jalur biasa harus memutar sampai 30 menit. Disaat itulah SJP menginisiasi bantuan jembatan dari pusat. Kami tidak menyangka sepanjang dan semegah itu” jelas Hanah dengan suara setengah bergetar saat menceritakan perjuangannya hingga jembatan Kokok Tanggik berhasil dibangun.
Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Sahdi selaku Kepala Desa Aik Prapa, kepada wartawan dengan wajah berbinar Ia menyampaikan sebelum adanya jembatan Kokok Tanggik sangat susah untuk akses ke desa seberang, banyak kebun yang tidak terurus, silaturahim tidak terjalin dengan baik karena terkait jarak namun setelah jembatan berhasil dibangun atas inisiasi SJP permasalahan sudah terselesaikan bahkan masyarakat kecipratan berkah karena banyak pengunjung berdatangan sehingga mampu menambah pendapatan masyarakat sekitar yang berjualan.
“Setelah jembatan dibangun, sudah tidak ada lagi problem jarak karena akses melalui jembatan gantung ini hanya 5 menit ke desa seberang. Selain itu jembatan ini juga membawa berkah ke masyarakat karena banyak pengunjung yang datang diluar desa, alhasil jadi spot wisata yang berdampak pada nilai tambah perekonomian masyarakat” tandas Sahdi, Selasa, (30/07/2024)
Ia mengakui bahwa kinerja Pak SJP tidak hanya dirasakan di Desanya saja tetapi oleh desa-desa lainnya di Lombok Timur.
“Selain di desa ini, terdapat program jembatan juga di desa-desa lain seperti Desa Jeruk Manis dan bantuan merata di banyak desa, sehingga sebutan Bapak Pembangunan untuk SJP sudah sangat cocok dan pas” ungkapnya
Saat ini SJP juga telah membangun kampus Lombok Institute of Technology (LIT) yang berlokasi di kawasan Lenek, Lombok Timur dan memberikan beasiswa gratis 100 persen kepada mahasiswanya. Red/asn