Lensamandalika.com – Lensamandalika.com – Lembaga Peduli Pelestarian Sumberdaya (LPPS) menyampaikan keluhan masyarakat terkait kebijakan transportasi di Bandara Internasional Lombok (BIL) yang diterapkan oleh PT. Angkasa Pura I. Mereka menyoroti adanya ketimpangan dalam kemitraan transportasi, terlebih setelah adanya nota kesepahaman dengan Taxi Blue Bird.

Menindaklanjuti keluhan tersebut, LPPS berencana mengadakan Dengar Pendapat (Hearing) di hadapan Anggota DPRD Lombok Tengah pada Senin 17/2/25 atau disesuaikan.

Hearing ini mengangkat tema “Wujudkan Transparansi Dalam Meningkatkan Kualitas SDM Lokal di Bandara Internasional Lombok (BIL)”, yang diharapkan sesuai dengan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dimiliki oleh PT. Angkasa Pura I.

“Kami ingin mendapatkan pemahaman yang sebenarnya terkait kebijakan transportasi di BIL, serta mendorong transparansi dalam kemitraan yang melibatkan transportasi lokal,” ujar Direktur LPPS.  Dr.(C). H.M. Nujumuddin, SP, M.Si melalui keterangan tertulis yang diterima Lensa Mandalika, Rabu (12/2/25).

Menurut Mahasiswa program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Brawijaya Malang itu, langkah ini diambil untuk menghindari potensi konflik horizontal akibat ketimpangan kebijakan tersebut.

Dalam hearing ini, pihaknya meminta agar DPRD Lombok Tengah bisa megnghadirkan sejumlah pihak terkait, yaitu: General Manager PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok, Pengelola PT. Taxi Blue Bird, Pengelola Koperasi Lombok Taxi, Kepala Dinas Perhubungan terkait, dan Ketua Organda Provinsi NTB.

Hearing yang akan dilaksanakan LPPS di DPRD Lombok Tengah diharapkan dapat membuka ruang dialog yang transparan dan konstruktif, sehingga kebijakan transportasi di Bandara Internasional Lombok dapat lebih memperhatikan kepentingan masyarakat lokal dan pelaku usaha transportasi lokal.

Protes Sebelumnya dan Tanggapan PT. Angkasa Pura I

Keluhan terkait kebijakan transportasi di Bandara Internasional Lombok sebenarnya bukan hal baru. Asosiasi transportasi lokal sebelumnya telah dua kali melakukan demonstrasi ke Bandara Lombok dan menggelar hearing dengan DPRD Lombok Tengah. Mereka memprotes keberadaan Taxi Blue Bird yang dinilai mengurangi pendapatan transportasi lokal.

Menanggapi hal ini, General Manager PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok, Barata Singgih Riwahono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi dan mengakomodir permintaan penambahan kuota armada transportasi lokal.

“Kami pastikan tidak ada transportasi lokal yang berhenti beroperasi, kami hanya menambah pilihan bagi pengguna jasa. Namun tentunya disesuaikan dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku,” jelas Barata dalam keterangan tertulis yang dikutip dari Tribun Lombok, Rabu (12/2/2025).

Penambahan Armada dan Pilihan Transportasi

Barata juga menyatakan bahwa pihaknya telah menambah 50 armada bagi pengusaha transportasi lokal, sehingga total armada transportasi darat di Bandara Lombok mencapai 169 unit, termasuk 15 unit armada Taxi Blue Bird.

Menurut Barata, kehadiran Taxi Blue Bird bertujuan untuk memenuhi permintaan pengguna jasa akan adanya pilihan transportasi bandara berbasis argometer. Sebelumnya, Bandara Lombok juga telah menyediakan Grab Car sejak 28 Juni 2021 dan GoCar yang mulai beroperasi pada 23 Desember 2024.

Untuk memastikan keadilan, Barata menjelaskan bahwa Grab Car dan GoCar hanya dapat bekerja sama dengan driver dari kendaraan yang sudah bekerja sama dengan PT. Angkasa Pura I (Land Transport eksisting), sehingga tidak diperbolehkan mengambil driver dari luar.

Komitmen Meningkatkan Standar Pelayanan

Barata menegaskan bahwa keberadaan Blue Bird, Grab Car, dan GoCar tidak dimaksudkan untuk mematikan transportasi lokal, melainkan untuk memberikan pilihan yang lebih beragam dan meningkatkan standar pelayanan transportasi darat di Bandara Lombok.

“Kehadiran berbagai moda transportasi ini tidak hanya sebagai alternatif, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah bagi armada penyedia layanan transportasi darat di Bandara Lombok,” ujarnya.

Barata juga berharap dengan semakin beragamnya pilihan moda transportasi resmi, kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi di Bandara Internasional Lombok dapat meningkat, sehingga dapat memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi para pengguna jasa. (red/lm)