Lensamandalika.com – Penantian panjang pecinta MotoGP di Indonesia terkait posisi Sirkuit Mandalika di MotoGP 2021 terjawab pada 6 November lalu. Dorna Sports selaku pengelola MotoGP mengungkap status MotoGP Indonesia pada kalender MotoGP 2021.

MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika dari awal diprediksi akan masuk kalender MotoGP 2021. Bahkan pihak MGPA meyakini hal tersebut. Namun, pengumuman resmi Dorna Sports pada 6 November lalu tidak terlalu menggembirakan pecinta MotoGP di Indonesia.

Total akan ada 20 seri balapan di MotoGP 2021. Tapi, MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika hanya masuk daftar seri cadangan, bersama MotoGP Portugal di Sirkuit Portimao dan MotoGP Rusia di Sirkuit Igora Drive.

Baca juga: Indonesia Dapat Pinjaman 9 Triliun dari Jerman

CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, dalam pernyataan resmi menyatakan baik MotoGP Indonesia, MotoGP Portugal dan MotoGP Rusia berpeluang menggantikan MotoGP Republik Ceko di Sirkuit Brno.

Selain masuk daftar cadangan, MotoGP Indonesia juga masih dalam tahap homologasi karena Sirkuit Mandalika yang masih dalam pembangunan belum mendapat verifikasi dari tim Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Sandika Irwan mengatakan bahwa ditengah simpang siurnya Mandalika sebagai tuan rumah MotoGP 2021, pemerintah perlu mengalihkan isu besar MotoGP ke potensi Event yang lain.

Baca Juga: Pilkada Serentak 9 Desember Direncanakan Jadi Libur Nasional

Hal tersebut menurutnya agar publik tetap memiliki gairah yang tinggi untuk berkunjung ke Mandalika tahun depan dan mampu menjadikan Lombok sebagai tujuan wisata utama pasca pandemi.

“Lombok bukan hanya tentang MotoGP. Itu hanya satu dari sekian banyak kehebatan yang dimiliki Mandalika,” tegasnya ketika diwawancarai oleh tim liputan Lensa Mandalika, Jumat (20/11).

Kaitan dengan status Sirkuit Mandalika yang ditetapkan oleh Dorna sebagai venue cadangan, Ia menuntut agar MGPA menjelaskan ke publik dengan memberikan informasi yang sebenarnya.

“MGPA harus jelaskan ke publik, lama-lama orang hanya mau ke Lombok kalau ada MotoGP, ini bahaya. Seolah-olah kalau MotoGP Mandalika batal, semua keindahan Lombok ngga punya arti,” jelasnya.

Baca Juga: MotoGP Mandalika Tetap Cadangan, Dorna: Tidak Ada Perlakuan Khusus

Dorna juga menurutnya tidak mau ceroboh dengan ujug-ujug menunjuk Indonesia menjadi host MotoGP. Ia menyebutkan, kesiapan fasilitas penunjang lainnya bisa jadi pertimbangan seperti rumah sakit standar Internasional, akses jalan, akomodasi, waste management dan juga kesiapan masyarakat dalam menyambut event internasional ini.

Ia berharap, Pemerintah, ITDC, dan MGPA bisa terus bersinergi agar progress pembangunan sirkuit bisa berjalan dengan cepat, mulus, sesuai target dan tidak ada pihak yang tersakiti.

“Jadi cahaya diujung terowongan yang dijanjikan itu bukan sekedar fatamorgana, namun harus sesuatu yang nyata dan wujud dari masa depan,” tandas mahasiswa pasca sarjana Politeknik Pariwisata Bali itu. (red/LM)