Lombok Tengah – Menyikapi persoalan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pengengat yang tak kunjung diperhatikan oleh pemerintah, Karang Taruna Tetap Ingat Desa Pengengat mengundang Dinas Lingkungan Hidup dan Anggota DPRD Kabupaten Lombok Tengah bersama jajaran pemerintah dan masyarakat Desa Pengengat melakukan musyawarah dengan tema “Sampah Membawa Berkah atau Musibah?”.

Kegiatan yang dilakukan pada Selasa pagi (3/3/2020) bertempat di halaman pos TPA tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Moh. Amir Ali, dari anggota DPRD Lombok Tengah hadir Lalu Ramdan, S. Ag. dari komisi IV dan Mahrup dari Komisi I, Kepala Puskesma Teruwai, Karang Taruna Kecamatan Pujut diwakili oleh Lalu Aprianto.  

Dalam sambutannya, ketua Karang Taruna Desa Pengengat Solang Prismayadi meminta rancangan pengembangan dan pengelolaan TPA ini kedepannya.

Baca juga: Perjelas Keuangan, Karang Taruna Lombok Tengah Geruduk DPRD

“Jika tidak ada upaya perbaikan maka terpaksa kami akan bergerak sendiri” tegasnya. Dia menyayangkan minimnya perhatian pemerintah terhadap pengelolaan Sampah.

“Masa iya Desa Pengengat hanya dapat sampah, sementara desa-desa lain berlomba menjadi desa wisata, disitu kadang saya merasa sedih, tambahnya lagi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ir. Mohammad Amir Ali menyampaikan, sekalipun beliau baru bulan kedua menjabat, tidak akan mengurangi tekad untuk menuntaskan urusan sampah Lombok Tengah, hanya saja saya tidak bisa sendiri, butuh dukungan dari SKPD lain, anggota DPRD serta dukungan masyarakat setempat yang paling penting.

“Mohon maaf kalau selama ini kami belum maksimal, tapi fokus kita mencari jalan keluar jangan mencari kesalahan pejabat sebelumnya. Hanya saja untuk tahun ini kita belum memiliki anggaran, kita akan rencanakan perbaikan n untuk tahun depan”, ungkapnya.

Dalam paparannya, Lalu Ramdan sangat mengapresiasi kegiatan yg dilakukan oleh Karang Taruna Desa Pengengat.

Baca juga: Temukan Deposit Onto di Hu’u, Bupati Dompu Himbau Warga Dukung PT. STM

“Sudah saatnya kita berbenah, jujur saja saya baru tau kondisinya yang sangat memprihatinkan, belum ada laporan masuk, namun kami sambut baik untuk melakukan pembahasan khusus dan memanggil dinas-dinas terkait untuk membuat master plan pengelolaan TPA ini, tegasnya.

Mahrup menambahkan, harus banyak pertemuan lanjutan dan dikeroyok semua pihak untuk menuntaskan persoalan Sampah ini.

“Jangan hanya bandara yang Internasional, pengelolaan sampah juga harus standar Internasional”, tekannya.

Masyarakat Desa Pengengat yang hadir pada acara tersebut  berebut untuk menyampaikan kekecewaan dan kemarahannya.

Lalu Ambang, salah satu warga menyampaikan bahwa pemerintah harus menggunakan otaknya dengan benar untuk menuntaskan persoalan ini.

Baca juga: Surat Terbuka : Joget Erotis Penari Kecimol, Sebuah Pembiaran Atas Nama Adat

“Harus serius dan segera ! Ini sudah lima tahun, sudah tidak ada toleransi lagi kalau pemerintah mengatakan tidak ada anggaran. Kami siap menutup paksa”, tegasnya.

Pemuda batuputik yang sehari-hari langsung terkena imbas dari TPA ini juga meminta dinas melakukan pemberdayaan sebagai bentuk tanggung jawab.

“Kami membutuhkan pemberdayaan, bukan pengodop -odop (baca: Janji Manis). Persoalan anjing harus segera tuntas.  Kalau anjjng saja tidak bisa diurus, apalagi yang lain sambutnya

“Dalam waktu dekat  kami akan mendatangi kantor DPRD Lombok Tengah untuk memastikan anggota dewan serius mengawal persoalan sampah ini. Kalau mereka tidak mampu membuat perencanaan, biar kami bantu”, tutup Ketua Karang Taruna Desa Pengengat. (RAW)